Mengenal Sambiloto

 


Nama daerah untuk Sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatra Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray (Sunda); pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Tiongkok).

Secara penampilan, dilihat dari bentuk, warna maupun baunya, tanaman Sambiloto ini hampir sama sekali tidak menarik perhatian untuk dicermati apalagi untuk dinikmati, dengan  rasanya yang sangat pahit, sama sekali akan merusak selera sehingga malah dijauhi dan bahkan diabaikan keberadaannya.

Awalnya, penulis menemukan kata Sandilata di dalam buku komik berjudul Ramayana karangan Kosasih pada sekitar tahun 1960-an (karena memang penulis pecinta komik saat itu), sandilata (Latamaosandi) adalah tanaman obat yang disarankan oleh Gunawan Wibisana (adik Rahwana yang menyeberang ke pihak Sri Rama), untuk mengobati para bala tentara kera di pihak Sri Rama yang kalah melawan para tentara raksasa dari Alengka (prajuritnya Rahwana). Pencarian tanaman tersebut dipercayakan kepada Hanuman untuk mencarinya di sebuah gunung, dan karena ketidak tahuannya akan wujud, bentuk ataupun warna tanaman tersebut maka gunung itu dijebol beserta semua tanamannya dan dipersembahkan di hadapan Sri Rama. Alhasil, setelah diketemukan Sandilata (Sambilata) tersebut dan digunakan, maka bukan hanya kera/prajurit yang sakit dan terluka bisa sembuh bahkan yang sudah mati pun bisa hidup kembali (hal ini kiranya untuk menyatakan betapa manjurnya khasiat tanaman obat ini !!).

Temuan di atas ternyata berlanjut, setelah penulis membaca buku berjudul Perawatan Tubuh & Pengobatan Tradisional (karangan R. Sartono, Penerbit Dahara Prize- Semarang ,1983), yang juga menampilkan nama Sandilata (halaman 54-56) , yang pertama tercantum dalam kitab Niticastra dari abad ke-13, dan kedua diambil dari naskah "Serat Rama" buah karya pujangga kraton Surakarta, R.Ng. Yasadipura I (1729 - 1801), dengan isi cerita mirip sama dengan yang ada di buku komik di atas. 

Karena semakin penasaran, penulis browsing di internet, dan ternyata cukup banyak manfaat herba Sambilata ini bagi penanggulangan berbagai penyakit dari yang ringan sampai yang berat. Utamanya dari serangan virus. Dari puluhan gejala penyakit yang bisa diatasi dengan herbal tersebut ternyata ada beberapa gejala yang termasuk ditimbulkan oleh virus Corona-19 misalnya, demam, batuk kering, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sesak napas (radang paru),diare, anosmia dll, banyak diantaranya yang bisa disembuhkan dengan Sambilata, apalagi sifatnya yang juga anti virus dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh sebagai benteng terdepan dalam menghadapi serangan virus apa saja. Pencarian berlanjut, di Thailand sudah 5 Rumah Sakit (saat risalah ini ditulis) yang menggunakan Sambiloto sebagai bahan pengobatan penyakit akibat virus Corona-19, sedangkan di negri kita baru sampai pada penelitian-penelitian yang hasilnya belum final.

Terdorong kondisi yang masih mengkhawatirkan walaupun sudah dilaksanakan vaksinasi, maka untuk menghadapi berkembangnya virus Corona-19 ini lebih lanjut, kami tergerak untuk membuat suplement dari bahan daun Sambiloto sebagai pembantu mengatasi/mengobati hal tersebut. Rasa sangat pahit bisa kami antisipasi dengan menghadirkannya dalam bentuk kapsul.

Suplemen tersebut sudah penulis uji cobakan, yaitu memberikan secara gratis kepada belasan orang yang divonis terpapar Covid-19 di kampung penulis (se-wilayah RW) dan kenyataannya semua pulang dari Rumah Sakit dalam kondisi sembuh total. Selanjutnya, anda kami ajak untuk bersama-sama membuktikan seberapa kemanjuran yang dimiliki oleh herba Sambiloto ini, sebagai bahan pengobatan manjur yang telah dikenal sejak jaman nenek moyang beratus tahun yang lalu (tentunya bukan hanya untuk melawan Covid-19 saja).

Salam sehat..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar