Senin, 22 November 2021

JADILAH MASYARAKAT YANG TANGGAP DAN TANGGUH

    Belum lama ini kita menyaksikan bagaimana kiat Pemerintah dalam upaya menggerakkan dan mengembangkan BUMN-BUMN di negeri ini, simak saja tayangan di link ini :

https://youtu.be/-a8lrDF14zo

     Baik dari laporan menteri maupun dari arahan Presiden, kita semua bisa menyadari betapa nyata komitmen mereka pada goal yang akan dicapai yang semua diharapkan bermuara pada kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil dan merata. Apabila semula negeri kita yang kaya raya dengan sumber daya alam ini hanya mampu berkutat menjadi tukang gali tambang (tembaga, emas, batu bara, nikel dsb.), tukang tanam tanaman bernilai tinggi (sawit, kayu, karet dsb), hanya mampu menyediakan bahan mentah, hari ini pemerintah (sesuai arahan Presiden) ingin dan mulai merintis semua komoditas itu ke sistem hilirisasi, kita harus mampu menghadirkan barang jadi atau paling tidak setengah jadi untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun manca negara. Dalam arti lain, dari yang semula bangsa kita hanya jadi kuli penyedia bahan mentah, karena faktanya yang jadi boss adalah mereka yang punya modal (umumnya orang-orang asing), maka dijaman merdeka seperti sekarang, setelah melalui berbagai cara pemerintah mulai berupaya agar kepemilikan sumber-sumber daya alam itu bergeser menjadi milik pemerintah atau swasta dalam negeri, saatnyalah kita harus bangkit mengupayakan semua produksi yang berawal dari sumber daya alam Indonesia ini bisa diproses oleh bangsa kita sendiri untuk dijadikan barang-barang yang siap dikonsumsi atau digunakan baik secara domestik maupun internasional. Saatnya kita harus bisa memproses semua barang produksi itu dari hulu sampai hilir, sehingga diharapkan bangsa ini bisa menjadi tuan di negri sendiri.

        Di bidang kesehatan, telah banyak dan akan semakin banyak dilahirkan para tenaga ahli di bidang ini, baik sebagai dokter maupun para ahli farmasi yang pengetahuannya sudah tidak kalah dengan ahli-ahli dari luar negeri, namun dalam keseharian masih nampak jelas bahwa yang mereka gunakan baik peralatan maupun obat-obatan hampir semuanya didatangkan dari luar negeri yang pasti harganya lebih tinggi. Padahal semua itu paling banyak bahan bakunya sudah ada di negeri ini, baik itu macam peralatan maupun jenis obat-obatan yang digunakan. Di jaman berkembangnya covid-19 inipun sangat jelas terbaca, betapa besarnya biaya yang ditanggung pemerintah maupun masyarakat, karena mulai dari APD, peralatan medis (alat tes dsb.), alat-alat kedokteran, obat-obatan, vaksin dsb. semua didatangkan dari luar, paling-paling hanya peti mati yang dibuat di dalam negeri.

Menyikapi hadirnya pandemi di negeri kita (walaupun di luar negeri juga sedang menghantui) yang saat ini sedang melandai, pemerintah tak henti-hentinya menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada agar kita bisa tetap tangguh dalam menghadapi kemungkinan berkembangnya Covid-19 gelombang ke 3 (yang kabarnya lebih menular). Pengalaman pahit di gelombang ke 2 ( sekitar bulan Juni sampai September 2021 yang lalu), yang banyak menelan korban (yang sakit sampai yang meninggal dunia) baik itu handai taulan, tetangga bahkan sampai anggota keluarga sendiri, hendaknya menjadi pelajaran berharga buat kita semua yang masih selamat. Saat ditulisnya naskah ini, negri tetangga kita Singapura, Malaysia dan juga Australia sedang mengalami peningkatan jumlah kasus aktif, sedang di negri kita jumlahnya secara global menurun (walau di beberapa provinsi ada kenaikan).

Sebagai masyarakat yang tanggap terhadap situasi dan kondisi yang berkembang setiap saat, kita hendaknya membangun sikap-sikap keteladanan positip baik yang sesuai himbauan pemerintah maupun terhadap lingkungan masing-masing, untuk bisa saling menjaga kesehatan dan juga saling tolong-menolong jika terjadi musibah. Faktor kesehatan harus benar-benar mendapat porsi perhatian yang lebih, baik itu bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Penerapan prokes dengan 3 M dilengkapi vaksin yang tuntas, serta disiplin menjalani pola hidup sehat dan menjaga kebersihan (juga selalu diiringi do'a menurut cara masing-masing) semoga bisa menjadi sarana penyelamatan kita semua dari musibah pandemi ini.

Tidak lepas dari upaya penyelamatan dari musibah gelombang ke 3 di atas, penulis juga menghadirkan dan menyiapkan sesuatu yang bisa pembaca lihat di Sini dan juga yang ini.

 

Minggu, 08 Agustus 2021

Langkah goyah yang masih terarah

 


Di usia senja (menurut pendapat rata-rata manusia sekarang) yang sedang aku jalani ini, baru kali ini kita mengalami suatu keadaan penderitaan yang mengglobal sama di seluruh dunia yakni serangan wabah virus penyebab penyakit yang menular cepat dan banyak mengakibatkan kematian. Sedari kecil aku mendengar adanya serangan penyakit yang cepat menular dan sebagian banyak menimbulkan kematian, kalau dulu disebut pagebluk dan bersifat lokal, tetapi tidak seperti yang sekarang terjadi, selain menyebar ke seluruh dunia, juga masa berlangsungnya tidak pernah bisa diprediksi. Sesuai dengan namanya Covid-19 yang terdeteksi sejak tahun 2019 di kota Wuhan RRC dan masuk di Indonesia sejak 2 Maret 2020, maka pada saat tulisan ini dibuat masih banyak negara yang kelabakan menghadapi pandemi ini tak terkecuali Indonesia, yang walaupun sudah berhasil melaksanakan vaksinasi dimana-mana disertai upaya PPKM dan penegakan protokol kesehatan yang semakin dipertegas, alhasil, tingkat penularan masih sangat tinggi begitu pula angka kematian masih di atas seribu tiap hari. Suatu hal yang cukup memprihatinkan kalau ditinjau dari banyak hal (perkembangan generasi masa depan, pendidikan, lapangan pekerjaan, ekonomi dsb.)

Tergerak hasrat untuk ikut mengabdi walaupun dengan cara sendiri tanpa ingin dipuji, penulis berupaya mencari tahu sedetail-detailnya perihal virus Covid-19 ini walau hanya sebatas langkah yang bisa penulis lakukan, dan lalu penulis mencoba secara mandiri membantu mencarikan solusi lewat pengobatan tradisional berdasarkan semua pengetahuan yang masih bisa diingat dan pengalaman masa lalu yang lumayan panjang (penulis lahir tahun 1947). Dari hasil pengalaman dan pengetahuan secara empiris penulis mencoba menciptakan produk-produk berbahan baku herbal tradisional yang secara turun temurun sebenarnya sudah dikenal namun banyak dilupakan karena munculnya produk-produk baru (apalagi yang berbau luar negri) yang lebih mentereng, lebih meyakinkan (agaknya??). Produk-produk ini tidak untuk bersaing dengan obat-obatan yang digunakan para dokter, tetapi sekedar ikut membantu upaya penyembuhan bagi para penderita baik bagi yang sakit akibat Covid-19 maupun penyakit-penyakit lainnya.

Beberapa orang tetangga (sekitar 17 orang) yang terdeteksi terkena covid segera penulis jadikan sasaran uji coba jamu yang penulis temukan dan sudah diproduksi, dan atas perkenan Tuhan YME ternyata orang-orang tersebut semuanya selamat bisa sehat kembali terbebas dari covid.

Untuk membantu mengatasi gejala-gejala yang ditimbulkan Covid-19 penulis menghadirkan Cap Sam Ling , dengan merebaknya varian Delta maka penulis memproduksi San Boo Ling. 

Sebagai pendamping upaya untuk menyehatkan masyarakat maka penulis juga menyediakan Pung Q-lor Caps, ketiga produk diatas dalam bentuk kapsul. Adapun produk dalam bentuk cair (minuman), ada Zam Ze Gar, Teh Kembang Telang, dan Q-lor Sin Lemon.

Bagi yang ingin tahu spesifikasi lebih lanjut dari masing-masing produk, atau ingin membuktikan khasiatnya silahkan meng-klik nama-nama di atas. Dan jika masih ada pertanyaan lainnya bisa menghubungi HP penulis di nomor 085257624559

Sampai jumpa......