Pengenalan bahan dan cara pengobatan penyakit kiranya sudah ada semenjak
dimulainya sejarah kehidupan manusia, sejak jaman purba sampai sekarang, dan
itu selalu berkembang selaras dengan perkembangan budaya manusia dan
jamannya. Disamping penemuan-penemuan baru dalam penyediaan bahan dan
cara-cara pengobatan, maka banyak pula langkah-langkah penggalian ilmu
pengetahuan tentang hal tersebut dengan bersumber dari kebudayaan lama yang
ternyata masih sangat relevan dengan penanggulangan berbagai penyakit masa
kini. Bahkan dengan semakin banyaknya diketemukan bahaya atau resiko
penggunaan bahan dan cara pengobatan modern dimana-mana, banyak para ahli
pengobatan yang justru menyarankan melalui slogan “Back to nature” agar kita
lebih banyak menggunakan bahan dan cara pengobatan lama atau kuno yang
ternyata lebih aman.
Sarang semut, yang telah digunakan penduduk Papua selama ber abad-abad
bahkan mungkin sudah ribuan tahun kiranya kini menjadi bahan obat yang mulai
populer di kalangan kaum elit. Daun kelor, yang oleh sebagian besar
masyarakat jaman dulu secara mistik dikenal mempunyai energi yang dapat
menghilangkan pengaruh negatif /jahat pada jasad orang yang meninggal dunia (orang Jawa menyebut Lelembut),
ternyata merupakan pesan rahasia untuk menyatakan bahwa daun kelor memiliki
kandungan nutrisi yang amat kaya dan lengkap yang sangat diperlukan bagi
kebutuhan pertumbuhan dan kesehatan tubuh manusia.Ternyata kandungan zat dalam tanaman ini mampu mengusir unsur-unsur penyebab penyakit seperti kuman, baksil, ataupun virus yang semuanya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Begitu pula sambiloto (sandilata) yang tertera dalam kitab Sri Rama,
dikisahkan mampu menyembuhkan luka-luka bala tentara kera yang kalah
melawan para raksasa, bahkan juga mampu menghidupkan yang telah tewas.
Cerita tersebut kiranya untuk menyatakan betapa mujarabnya khasiat obat yang
dikandung oleh daun sambiloto. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
penelitian yang menyimpulkan bahwa kandungan zat dalam tanaman ini mampu
mengatasi banyak penyakit yang sering diderita manusia.
Demikian pula kunyit yang dulu pernah dijadikan bahan anti infeksi pada saat dukun mengkhitan seorang anak, untuk memotong/mengkhitan alat kelamin maka sang dukun
menggunakan welat (pisau dari kulit bambu) yang diiriskan terlebih dahulu
pada rimpang kunyit.
Sudah saatnya kita semua kembali memperhatikan dan memperhitungkan segala apa yang ada dan terjadi di alam ini, sambil selalu mengingat sang Maha Pencipta menurut keyakinan yang ada di hati masing-masing.
Salam sejahtera untuk saudaraku sebangsa dan setanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar